Selasa, 08 September 2015

DASA SAKTI KARANG TARUNA


  1. KARANG TARUNA BERWATAK SOSIAL YANG MENJADIKANNYA SEBAGAI SATU-SATUNYA ORGANISASI SOSIAL WADAH PENGEMBANGAN GENERASI MUDA.
  2. KARANG TARUNA BERKEDUDUKAN DI DESA/KELURAHAN, YANG MEMPOSISIKANNYA SEBAGAI ORGANISASI YANG PALING MENGAKAR.
  3. KARANG TARUNA BERSIFAT LOKAL YANG DILANDASI OLEH NILAI-NILAI KEARIFAN BUDAYA SETEMPAT, PENGETAHUAN SERTA KESADARAN DAN TANGGUNGJAWAB SOSIALNYA TERHADAP WILAYAH LOKALNYA.
  4. KARANG TARUNA BERBENTUK OTONOM DALAM ARTI BERKAPASITAS MENYELENGGARAKAN KEGIATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK MASYARAKATNYA TANPA INTERVENSI DARI PIHAK MANAPUN.
  5. KARANG TARUNA BERSIFAT NON-PARTISAN (INDEPENDEN) TERUTAMA DALAM PENDIRIAN POLITIKNYA YANG HANYA UNTUK KEPENTINGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT.
  6. SUMBERDAYA MANUSIA KARANG TARUNA ADALAH PEJUANG YANG DENGAN PENGETAHUANNYA DAN INTEGRITAS KEPRIBADIANNYA SELALU MELAHIRKAN KARYA NYATA BAGI MASYARAKATNYA.
  7. TUGAS POKOK KARANG TARUNA ADALAH SEBAGAI KOMPONEN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PERMASALAHAN SOSIAL DAN PENGEMBANGAN POTENSI SOSIAL-EKONOMI DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.
  8. KARANG TARUNA MEMILIKI WARGA TERBESAR DITANAH AIR DENGAN KEANGGOTAAN YANG BERSIFAT TERBUKA BAGI SELURUH WARGA MASYARAKAT TANPA MEMANDANG JENIS KELAMIN, STATUS SOSIAL EKONOMI, AGAMA, SUKU DAN PENDIRIAN POLITIK.
  9. PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KARANG TARUNA DISELENGGARAKAN MELALUI JEJARING KEPENGURUSAN MULAI TINGKAT NASIONAL HINGGA KECAMATAN YANG BERSIFAT HORISONTAL.
  10. KARANG TARUNA ADALAH KOMPONEN UTAMA BANGSA DALAM PENGEMBANGAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN SEBAGAI PEREKAT PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.

Senin, 27 April 2015

BLANDONGAN


14084526811783474895 

Betawi merupakan salah satu etnis yang menghuni wilayah Kota Tangerang Selatan. Keberadaan etnis Betawi menjadi etnis utama yang memiliki sejarah panjang di Kota yang baru berusia 4 tahun ini. Berbeda dengan, kabupaten induknya, Tangerang, yang secar historis memiliki keragaman dengan adanya etnis Sunda, Jawa, Betawi, Cina, dan Melayu. Secara geografis, sebaran etnis di wilayah Tangsel memang didominasi oleh etnis Betawi.
Namun, perlu dipahami bahwa etnis Betawi di Tangsel secara kultural memiliki perbedaan dengan etnis Betawi yang kita kenal selama ini. Orang Betawi di Tangsel mengidentifikasi dirinya dengan sebutan ‘betawi ora’ sebagai upaya untuk membedakan kulturnya dengan etnis Betawi mainsteam yang eksis di wilayah Jakarta. Betawi Ora, merupakan kelompok orang Betawi yang tinggal jauh diluar wilayah Ommelanden Batavia dulu. Hal ini juga berdasarakan, latar historis wilayah Tangerang yang dulu merupakan batas wilayah antara kesultanan Banten dengan VOC (Batavia). Bahkan kata, Tangerang sendiri memiliki arti “tanda” dalam bahasa Sunda, yang secara harfiah bermakna tanda batas antara dua pemerintahan tersebut. Dengan posisinya itu, orang Batawi Ora ialah mereka yang terpinggirkan baik secara geografis maupun kebudayaan.
Orang Betawi Ora pun mengembangkan kebudayaan yang berbeda dengan betawi yang ada di Batavia. Salah satu perbedaan yang ada ialah mengenai perbedaan arsitektur rumah betawi yang ada di wilayah Tangsel dengan yang ada di Batavia. Secara umum, arsitektur rumah betawi yang dikenal selama ini ialah yang terdapat Situ Babakan. Bedasarkan identifikasi awal pemerintahan Tangsel, diketahui bahwa bentuk rumah Orang Batawi Ora memiliki kekhasan dari bagian terasnya yang disebut dengan ‘blandongan’. Blandongan inilah yang akhirnya dijadikan sebagai simbol utama dalam logo resmi pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Blandongan merupakan bangunan dibagian depan dari rumah Orang Betawi Ora, bangunan terbuka tanpa dinding yang bertumpu pada tiang-tiang yang berada dipinggir-pinggirnya. Secara spesifik pada tahun 2012, Ratu Arum Kusumawardhani melakukan penelitian mengenai blandongan dalam hal arsitekturnya. Dari penelitian tersebut banyak diketahui berbagai otentisitas blandongan sebagai bukti keragaman etnis Betawi di wilayah Jabodetabek. Etnis Betawi dan kebudayaannya tidak bisa dianggap tunggal di setiap tempat termasuk di wilayah yang kini masuk kedalam administratif Kota Tangerang Selatan.
Perubahan fungsi lahan yang disebabkan oleh semakin tehubungnya wilayah Tangsel dengan pusat kota Jakarta. Tangsel menjadi kota penyangga Jakarta, khususnya sebagai daerah pemukiman. Kini eksistensi blandongan semakin menyusut, bahkan hampir punah. Kampung Bulak, Benda Baru Kecamatan Pamulang merupakah salah satu wilayah yang sampai saat ini masih terdapat beberapa rumah yang masih ada blandongan-nya. Kampung yang terjepit diantara perumahan Vila Dago dan Kompleks Pamulang dua ini, masih menujukan sisa-sisa sistem tata ruang yang khas Betawi Ora, termasuk arsitektur rumahnya. Selain di Benda Baru, menurut Kusumawardani ada eksistenis blandongan juga masih dapat dijumpai di Parung Beunyin dan Kampung Jati.
Keluarga Bapak Haji Sanan di Kampung Bulak mempertahankan blandongan menjadi bagian integral dari rumahnya. Sebagaimana foto di bawah ini, blandongan nampak serasi dengan bangunan rumahnya yang masih mempertahankan arsitektur betawi lama, lengkap dengan jendela kayu dan sedikit anyaman bambu yang dijadikan dinding rumah. Lantai blandongan Bagi masyarakat Betawi Ora Tangsel, blandongan memiliki banyak fungsi. Sebagai teras rumah, salah satu fungsi utamanya ialah untuk menerima tamu yang datang. Di dalam bagian blandongan, biasanya terdapat balai (bale) untuk duduk-duduk santai penghuni dalam melakukan aktifitas sehari-hari, seperti menyiapkan masakan, mejaga anak bermain, dan berbincang dengan tetangga. “blandongan kalau dulu itu biasanya dipakai untuk tempat naroh gendongan anak-anak supaya bisa diayun dan tidur di situ, biasanya juga blandongan itu tempat untuk buat dodol dan uli, karena tempatnya luas” kata Sumirat pemuda setempat berusia 28 tahun.
Hal ini sesuai dengan penejelasan Kusumawardhani yang menjelaskan bahwa blandongan merupakan zona publik dalam bangunan rumah Betawi Ora, sedangkan bagian lainya yang tertutup merupakan zona privat. Sehingga aktifitas mereka di siang hari lebih banyak dilakukan pada bagian blandongan ini.
Blandongan terkait dengan pekerjaan masyarakat Batawi Ora yang sebagian besar pada waktu itu berkebun dan berladang. Blandongan menjadi tempat sentral dalam memperisiapkan masa tanam, merawat, dan memanen hasi kebun. Posisi rumah Orang Betawi Ora, biasanya tidak jauh dengan kebun-kebun mereka, sehingga aktifitas berkebun dapat dilakukan dari dekat. Diketahui, sejak dulu wilayah Tangsel merupakan tanah perkebunan, baik sejak tanah partikelir (tanah yang disewakan oleh Pemerintah Kolonial kepada pengusaha) hingga perkebunan karet yang berakhir pada pertengahan tahun 1990-an. Kini, di wilayah Benda Baru, sebagian masyarakat masih berkebun tanaman pangan dan bunga anggrek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun pekerjaan ini sudah semakin tergerus karena minimnya lahan perkebunan yang semakin banyak digantikan oleh perumahan-perumahan.
Eskistensi blandongan ini menjadi bukti bahwa Orang Betawi Ora merupakan entitas kultural sendiri yang dapat dibedakan dengan Etnis Betawi yang dikenal pada umumnya. Betawi Ora. Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun sesungguhnya sudah menyadari hal ini, sebagai buktinya ialah menjadikan blandongan sebagai simbol resmi. Namun, sayangnya ditengah semakin minimnya blandongan, pemerintah daerah belum melakukan upaya nyata untuk melestarikan produk budaya yang sangat penting ini.

Selasa, 31 Maret 2015

PANTUN SILAT BETAWI

Punye tane di tanemin sawi,
Badan basah abis mencangkul.
Belon sempurna ngaku orang betawi,
Kalo belon bise maen pukul.
#
Dari Pulogebang ampe Cibitung,
Bawa sawi pake pikulan.
Kite malu ame arwahnye Bang Pitung,
Ngaku Betawi kaga bise maen pukulan.
#
Dari Ciawi pulang jalan-jalan,
Beli palu hargenye mure.
Orang Betawi kaga bise maen pukulan,
Kudu malu ame sejare.
#
Naek kapal pegih ke Bali,
Di tenge jalan kapalnye mati.
Ade nyang jual udeh pasti di beli,
Ntu semboyan orang betawi.
#
Pegih ke surau sholat ashar,
Jadi makmum musti sejajar.
Aye punye silat masihlah dasar,
Maklum aye masih belajar.
#
Liwat Jagorawi jalannye lurus,
Beli mangge di bawa pulang.
Orang Betawi banyak punye jurus,
Kudu di jage jangan sampe pade ilang.
#
Tahi lalat warnanye item,
Ade di muke jelas kelietan.
Belajar silat bukannye buat berantem,
Tapi buat ngejage suatu kehormatan.

Selasa, 10 Maret 2015

VISI DAN MISI



VISI DAN MISI KARANG TARUNA
CIATER BERSATU

A.     V I S I
Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan kreatifitas generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan dan rasa kebersamaan menjadi mitra organiasasi lembaga, baik kepemudaan ataupun pemerintah dalam pengembangan kreatifitas. Kemampuan dibidang Kesejahteraan Sosial baik untuk masyarakat dilingkungan sekitar ataupun diwilayah lain.

B.     M I S I
  1. Menyatukan seluruh pemuda ciater.
  2. Meningkatkan SDM demi masa depan yang lebik baik melalui bidang masyarakat dan menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah ataupun pihak lain, melalui pengembangan kelumpok usaha bersama
  3. Terwujudnya kesejahtaraan sosial yang semakin meningkat bagi warga Kelurahan Ciater pada umumnya dan khususnya generasi muda yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mempu mengatasi masalah sosial dilingkungannya.
  4. Melestarikan kesenian daerah serta pengembangan minat untuk berolahraga.
  5. Meningkatkan peran pemuda dan perempuan serta memberikan kesadaran pentingnya perlindungan hukum terhadap hak perempuan sebagai anak atau remaja, sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga melalui sosialisasi pembangunan pemberdayaan perempuan yang melibatkan anggota karang taruna.
  6. Terwujudnya pemuda pemudi yang bertaqwa kepada Tuhan YME, penuh perhatian dan peka terhadap masalah dengan daya tahan fisik dan mental yang kuat, tegas dan teguh pendirian serta mampu berkreasi dan berkarya, jujur, sederhana sebagai acuan dimasyarakat.
  7. Turut berpartisispasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta malakukan upaya antisipasif dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Jumat, 13 Februari 2015

PENGURUS KARANG TARUNA CIATER


SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS KARANG TARUNA
CIATER BERSATU
KELURAHAN CIATER

NO
JABATAN
NAMA
1
Ketua
UDIN S
2
Wakil Ketua
LUKMAN H
3
Sekretaris
KHOIRUL FAHROJI
4
Wakil Sekretaris
ACHMAD
5
Bendahara
KADUNG REZA
6
Wakil Bendahara
HERI KRISTIAWAN
7
Bidang Hubungan Masyarakat dan
Kerjasama Kemitraan
RIKI SETIAWAN
8
Bidang Kerohanian dan Pembinaan
Mental
UST. IRFAN
9
Bidang Usaha Kelompok Bersama
MARDIH NEMBA
10
Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
YANTO
11
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
 CARMAT A
12
Bidang Olahraga dan Seni Budaya
 TINGGUL S


NAMA-NAMA KETUA RANTING
KARANG TARUNA CIATER BERSATU
PERIODE 2018-2022

No
Nama
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Jabatan
1
Reza Faisal
Tangerang, 06 April 1996
Laki-laki
Ketua Ranting 01
2
Tandi S
Tangerang, 25 November 1991
Laki-laki
Ketua Ranting 02
3
Ujay
Tangerang, 15 Maret 1983
Laki-laki
Ketua Ranting 03
4
Abdul Haer
Tangerang, 12 Mei 1988
Laki-laki
Ketua Ranting 06
5
Opy Sopian
Tangerang, 09 Juni 1993
Laki-laki
Ketua Ranting 07
6
Mochamad Sopyan
Tangerang, 16 Januari 1981
Laki-laki
Ketua Ranting 08
7
Ikbal Surya Permana
Tangerang, 04 Mei 1986
Laki-laki
Ketua Ranting 09
8
Sarbini
Tangerang, 04 Juni 1985
Laki-laki
Ketua Ranting 10






















 
 
Blogger Templates