- KARANG TARUNA BERWATAK SOSIAL YANG MENJADIKANNYA SEBAGAI SATU-SATUNYA ORGANISASI SOSIAL WADAH PENGEMBANGAN GENERASI MUDA.
- KARANG TARUNA BERKEDUDUKAN DI DESA/KELURAHAN, YANG MEMPOSISIKANNYA SEBAGAI ORGANISASI YANG PALING MENGAKAR.
- KARANG TARUNA BERSIFAT LOKAL YANG DILANDASI OLEH NILAI-NILAI KEARIFAN BUDAYA SETEMPAT, PENGETAHUAN SERTA KESADARAN DAN TANGGUNGJAWAB SOSIALNYA TERHADAP WILAYAH LOKALNYA.
- KARANG TARUNA BERBENTUK OTONOM DALAM ARTI BERKAPASITAS MENYELENGGARAKAN KEGIATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK MASYARAKATNYA TANPA INTERVENSI DARI PIHAK MANAPUN.
- KARANG TARUNA BERSIFAT NON-PARTISAN (INDEPENDEN) TERUTAMA DALAM PENDIRIAN POLITIKNYA YANG HANYA UNTUK KEPENTINGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT.
- SUMBERDAYA MANUSIA KARANG TARUNA ADALAH PEJUANG YANG DENGAN PENGETAHUANNYA DAN INTEGRITAS KEPRIBADIANNYA SELALU MELAHIRKAN KARYA NYATA BAGI MASYARAKATNYA.
- TUGAS POKOK KARANG TARUNA ADALAH SEBAGAI KOMPONEN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PERMASALAHAN SOSIAL DAN PENGEMBANGAN POTENSI SOSIAL-EKONOMI DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.
- KARANG TARUNA MEMILIKI WARGA TERBESAR DITANAH AIR DENGAN KEANGGOTAAN YANG BERSIFAT TERBUKA BAGI SELURUH WARGA MASYARAKAT TANPA MEMANDANG JENIS KELAMIN, STATUS SOSIAL EKONOMI, AGAMA, SUKU DAN PENDIRIAN POLITIK.
- PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KARANG TARUNA DISELENGGARAKAN MELALUI JEJARING KEPENGURUSAN MULAI TINGKAT NASIONAL HINGGA KECAMATAN YANG BERSIFAT HORISONTAL.
- KARANG TARUNA ADALAH KOMPONEN UTAMA BANGSA DALAM PENGEMBANGAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN SEBAGAI PEREKAT PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
Selasa, 08 September 2015
DASA SAKTI KARANG TARUNA
Senin, 27 April 2015
BLANDONGAN
Betawi
merupakan salah satu etnis yang menghuni wilayah Kota Tangerang Selatan.
Keberadaan etnis Betawi menjadi etnis utama yang memiliki sejarah
panjang di Kota yang baru berusia 4 tahun ini. Berbeda dengan, kabupaten
induknya, Tangerang, yang secar historis memiliki keragaman dengan
adanya etnis Sunda, Jawa, Betawi, Cina, dan Melayu. Secara geografis,
sebaran etnis di wilayah Tangsel memang didominasi oleh etnis Betawi.
Namun,
perlu dipahami bahwa etnis Betawi di Tangsel secara kultural memiliki
perbedaan dengan etnis Betawi yang kita kenal selama ini. Orang Betawi
di Tangsel mengidentifikasi dirinya dengan sebutan ‘betawi ora’ sebagai
upaya untuk membedakan kulturnya dengan etnis Betawi mainsteam yang
eksis di wilayah Jakarta. Betawi Ora, merupakan kelompok orang Betawi
yang tinggal jauh diluar wilayah Ommelanden Batavia dulu. Hal ini juga
berdasarakan, latar historis wilayah Tangerang yang dulu merupakan batas
wilayah antara kesultanan Banten dengan VOC (Batavia). Bahkan kata,
Tangerang sendiri memiliki arti “tanda” dalam bahasa Sunda, yang secara
harfiah bermakna tanda batas antara dua pemerintahan tersebut. Dengan
posisinya itu, orang Batawi Ora ialah mereka yang terpinggirkan baik
secara geografis maupun kebudayaan.
Orang
Betawi Ora pun mengembangkan kebudayaan yang berbeda dengan betawi yang
ada di Batavia. Salah satu perbedaan yang ada ialah mengenai perbedaan
arsitektur rumah betawi yang ada di wilayah Tangsel dengan yang ada di
Batavia. Secara umum, arsitektur rumah betawi yang dikenal selama ini
ialah yang terdapat Situ Babakan. Bedasarkan identifikasi awal
pemerintahan Tangsel, diketahui bahwa bentuk rumah Orang Batawi Ora
memiliki kekhasan dari bagian terasnya yang disebut dengan ‘blandongan’.
Blandongan inilah yang akhirnya dijadikan sebagai simbol utama dalam
logo resmi pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Blandongan
merupakan bangunan dibagian depan dari rumah Orang Betawi Ora, bangunan
terbuka tanpa dinding yang bertumpu pada tiang-tiang yang berada
dipinggir-pinggirnya. Secara spesifik pada tahun 2012, Ratu Arum
Kusumawardhani melakukan penelitian mengenai blandongan dalam hal
arsitekturnya. Dari penelitian tersebut banyak diketahui berbagai
otentisitas blandongan sebagai bukti keragaman etnis Betawi di wilayah
Jabodetabek. Etnis Betawi dan kebudayaannya tidak bisa dianggap tunggal
di setiap tempat termasuk di wilayah yang kini masuk kedalam
administratif Kota Tangerang Selatan.
Perubahan
fungsi lahan yang disebabkan oleh semakin tehubungnya wilayah Tangsel
dengan pusat kota Jakarta. Tangsel menjadi kota penyangga Jakarta,
khususnya sebagai daerah pemukiman. Kini eksistensi blandongan semakin
menyusut, bahkan hampir punah. Kampung Bulak, Benda Baru Kecamatan
Pamulang merupakah salah satu wilayah yang sampai saat ini masih
terdapat beberapa rumah yang masih ada blandongan-nya.
Kampung yang terjepit diantara perumahan Vila Dago dan Kompleks
Pamulang dua ini, masih menujukan sisa-sisa sistem tata ruang yang khas
Betawi Ora, termasuk arsitektur rumahnya. Selain di Benda Baru, menurut
Kusumawardani ada eksistenis blandongan juga masih dapat dijumpai di
Parung Beunyin dan Kampung Jati.
Keluarga Bapak Haji Sanan di Kampung Bulak mempertahankan blandongan
menjadi bagian integral dari rumahnya. Sebagaimana foto di bawah ini,
blandongan nampak serasi dengan bangunan rumahnya yang masih
mempertahankan arsitektur betawi lama, lengkap dengan jendela kayu dan
sedikit anyaman bambu yang dijadikan dinding rumah. Lantai blandongan
Bagi masyarakat Betawi Ora Tangsel, blandongan memiliki banyak fungsi.
Sebagai teras rumah, salah satu fungsi utamanya ialah untuk menerima
tamu yang datang. Di dalam bagian blandongan, biasanya terdapat balai
(bale) untuk duduk-duduk santai penghuni dalam melakukan aktifitas
sehari-hari, seperti menyiapkan masakan, mejaga anak bermain, dan
berbincang dengan tetangga. “blandongan
kalau dulu itu biasanya dipakai untuk tempat naroh gendongan anak-anak
supaya bisa diayun dan tidur di situ, biasanya juga blandongan itu
tempat untuk buat dodol dan uli, karena tempatnya luas” kata Sumirat pemuda setempat berusia 28 tahun.
Hal ini
sesuai dengan penejelasan Kusumawardhani yang menjelaskan bahwa
blandongan merupakan zona publik dalam bangunan rumah Betawi Ora,
sedangkan bagian lainya yang tertutup merupakan zona privat. Sehingga
aktifitas mereka di siang hari lebih banyak dilakukan pada bagian
blandongan ini.
Blandongan
terkait dengan pekerjaan masyarakat Batawi Ora yang sebagian besar pada
waktu itu berkebun dan berladang. Blandongan menjadi tempat sentral
dalam memperisiapkan masa tanam, merawat, dan memanen hasi kebun. Posisi
rumah Orang Betawi Ora, biasanya tidak jauh dengan kebun-kebun mereka,
sehingga aktifitas berkebun dapat dilakukan dari dekat. Diketahui, sejak
dulu wilayah Tangsel merupakan tanah perkebunan, baik sejak tanah
partikelir (tanah yang disewakan oleh Pemerintah Kolonial kepada
pengusaha) hingga perkebunan karet yang berakhir pada pertengahan tahun
1990-an. Kini, di wilayah Benda Baru, sebagian masyarakat masih berkebun
tanaman pangan dan bunga anggrek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Walaupun pekerjaan ini sudah semakin tergerus karena minimnya lahan
perkebunan yang semakin banyak digantikan oleh perumahan-perumahan.
Eskistensi
blandongan ini menjadi bukti bahwa Orang Betawi Ora merupakan entitas
kultural sendiri yang dapat dibedakan dengan Etnis Betawi yang dikenal
pada umumnya. Betawi Ora. Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun
sesungguhnya sudah menyadari hal ini, sebagai buktinya ialah menjadikan
blandongan sebagai simbol resmi. Namun, sayangnya ditengah semakin
minimnya blandongan, pemerintah daerah belum melakukan upaya nyata untuk
melestarikan produk budaya yang sangat penting ini.
Selasa, 31 Maret 2015
PANTUN SILAT BETAWI
Punye tane di tanemin sawi,
Badan basah abis mencangkul.
Belon sempurna ngaku orang betawi,
Kalo belon bise maen pukul.
#
Dari Pulogebang ampe Cibitung,
Bawa sawi pake pikulan.
Kite malu ame arwahnye Bang Pitung,
Ngaku Betawi kaga bise maen pukulan.
#
Dari Ciawi pulang jalan-jalan,
Beli palu hargenye mure.
Orang Betawi kaga bise maen pukulan,
Kudu malu ame sejare.
#
Naek kapal pegih ke Bali,
Di tenge jalan kapalnye mati.
Ade nyang jual udeh pasti di beli,
Ntu semboyan orang betawi.
#
Pegih ke surau sholat ashar,
Jadi makmum musti sejajar.
Aye punye silat masihlah dasar,
Maklum aye masih belajar.
#
Liwat Jagorawi jalannye lurus,
Beli mangge di bawa pulang.
Orang Betawi banyak punye jurus,
Kudu di jage jangan sampe pade ilang.
#
Tahi lalat warnanye item,
Ade di muke jelas kelietan.
Belajar silat bukannye buat berantem,
Tapi buat ngejage suatu kehormatan.
Selasa, 10 Maret 2015
VISI DAN MISI
VISI DAN MISI KARANG TARUNA
CIATER BERSATU
A. V I S I
Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan kreatifitas
generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan dan rasa kebersamaan
menjadi mitra organiasasi lembaga, baik kepemudaan ataupun pemerintah dalam
pengembangan kreatifitas. Kemampuan dibidang Kesejahteraan Sosial baik untuk
masyarakat dilingkungan sekitar ataupun diwilayah lain.
B. M I S I
- Menyatukan seluruh pemuda ciater.
- Meningkatkan SDM demi masa depan yang lebik baik melalui bidang masyarakat dan menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah ataupun pihak lain, melalui pengembangan kelumpok usaha bersama
- Terwujudnya kesejahtaraan sosial yang semakin meningkat bagi warga Kelurahan Ciater pada umumnya dan khususnya generasi muda yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mempu mengatasi masalah sosial dilingkungannya.
- Melestarikan kesenian daerah serta pengembangan minat untuk berolahraga.
- Meningkatkan peran pemuda dan perempuan serta memberikan kesadaran pentingnya perlindungan hukum terhadap hak perempuan sebagai anak atau remaja, sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga melalui sosialisasi pembangunan pemberdayaan perempuan yang melibatkan anggota karang taruna.
- Terwujudnya pemuda pemudi yang bertaqwa kepada Tuhan YME, penuh perhatian dan peka terhadap masalah dengan daya tahan fisik dan mental yang kuat, tegas dan teguh pendirian serta mampu berkreasi dan berkarya, jujur, sederhana sebagai acuan dimasyarakat.
- Turut berpartisispasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta malakukan upaya antisipasif dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
Jumat, 13 Februari 2015
PENGURUS KARANG TARUNA CIATER
SUSUNAN
DAN KOMPOSISI PENGURUS KARANG TARUNA
CIATER BERSATU
KELURAHAN
CIATER
NO
|
JABATAN
|
NAMA
|
1
|
Ketua
|
UDIN S
|
2
|
Wakil Ketua
|
LUKMAN H
|
3
|
Sekretaris
|
KHOIRUL FAHROJI
|
4
|
Wakil Sekretaris
|
ACHMAD
|
5
|
Bendahara
|
KADUNG REZA
|
6
|
Wakil Bendahara
|
HERI KRISTIAWAN
|
7
|
Bidang Hubungan
Masyarakat dan
Kerjasama Kemitraan
|
RIKI SETIAWAN
|
8
|
Bidang Kerohanian dan
Pembinaan
Mental
|
UST. IRFAN
|
9
|
Bidang Usaha Kelompok
Bersama
|
MARDIH NEMBA
|
10
|
Bidang Usaha
Kesejahteraan Sosial
|
YANTO
|
11
|
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
|
CARMAT A
|
12
|
Bidang Olahraga dan
Seni Budaya
|
TINGGUL S
|
NAMA-NAMA
KETUA RANTING
KARANG
TARUNA CIATER BERSATU
PERIODE
2018-2022
No
|
Nama
|
Tempat
dan Tanggal Lahir
|
Jenis
Kelamin
|
Jabatan
|
1
|
Reza Faisal
|
Tangerang,
06 April 1996
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 01
|
2
|
Tandi S
|
Tangerang,
25 November 1991
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 02
|
3
|
Ujay
|
Tangerang,
15 Maret 1983
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 03
|
4
|
Abdul Haer
|
Tangerang,
12 Mei 1988
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 06
|
5
|
Opy Sopian
|
Tangerang,
09 Juni 1993
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 07
|
6
|
Mochamad Sopyan
|
Tangerang,
16 Januari 1981
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 08
|
7
|
Ikbal Surya Permana
|
Tangerang,
04 Mei 1986
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 09
|
8
|
Sarbini
|
Tangerang,
04 Juni 1985
|
Laki-laki
|
Ketua
Ranting 10
|
Langganan:
Postingan (Atom)